“ JAPAN INC : CARTEL DAN KEIRETSU ”
I.
Ringkasan
Studi Kasus
Dalam era globalisasi ekonomi baru, tidak sulit
untuk melihat pada beberapa negara seolah-olah mereka termasuk satu, perusahaan
multi pruduk, dibanding suatu ekonomi. Jepang, dengan jaringan kerja Cartel yang rumit dan Keiretsu (yang akan kita batasi secara
singkat), mungkin adalah satu dari contoh yang paling mungkin dari semacam
“organisasi nasional”.
Taheshi Umehara, direktur jendral dari pusat
penelitian internasional untuk studi orang Jepang, Kyoto, mengusulkan bahwa dua
prinsip kuno orang Jepang mutualisme dan perputaran akan membimbing negara
tersebut menjadi pemimpin dunia masa depan. Terlebih lagi, semangat yang sama
menggulangi dirinya dalam suatu siklus kehidupan, kematian dan kelahiran kembali
secara terus-menerus. Pandangan yang terjalin termasuk tanggungjawab untuk
semua penduduk di jagad ini
Berbagai analisis dari kebudayaan Jepang pasti
dimulai oleh perbedaan kelompoknya-pemusatan karakter pada individualism barat.
Kurangnya privasi dalam kehidupan orang Jepang dan terbukanya kantor dari
bisnis orang Jepang keduanya menggambarkan dan memperkuat solidaritas kelompok
atas nama individualisme. Kesadaran kelompok ini mengembalikan kehidupan sosial
di atas bisnis hampir tidak terlihat. Jadi grup bisnis menjadi blok pembangunan
dasar dari pengumpulan kepentingan.
Sektor industri paling utama diwakilkan oleh
asosiasi yang bernegosiasi dengan divisi birokratis pemerintah mengenai
industri tertentu mereka. Melintasi asosiasi ini yakni kelompok korporasi utama
dalam industri yang tidak sejenis terikat bersama oleh minoritas dari pemegang
saham yang saling mengisisi secara normal dipusatkan pada bank besar. Kelompok
ini adalah Keiretsu.
Keiretsu orang
Jepang berumur panjang, hubungan intim antara pemasok dan pelanggan. Keiretsu mempunyai keaslian mereka dalam
perusahaan keluarga atau Zaibatsu
dari periode sebelum Perang Dunia kedua. Perusahaan dan politisi Amerika telah
sangat terhasut mengatakan oleh praktik orang Jepang ini, perdebatan bahwa Keiretsu adalah hambatan perdagangan
bebas. Fakta penting dari Keiretsu adalah
bagian fundamental dari sifat dasar Jepang dan kapitalisme Jepang sangat
berbeda dari praktik bisnis di dunia barat.
Pemimpin bisnis barat sangat mengenal Cartel sebagai perjanjian informal dan
ilegal di antara perusahaan untuk mengendalikan harga dan persaingan. Di Jepang
Cartel adalah jalan hidup dan Keiretsu adalah bagian rencan struktural
untuk menjamin sukses jangka panjang.
Keterikatan Keiretsu
di Jepang tergantung pada penerimaan dari suatu kontrak nasional dan social
oleh pekerja, koperasi, dan pemerintah sebagaimana keluhan dari pemakai yang
dihukum olehnya. Versi aneh dari kapitalisme ini- lebih digabungkan oleh
tradisi dan kebiasaan daripada oleh hal yang resmi seperti direktorat yang
saling mengisi dan kepemilikan silang telah telah di buktikan seteguh
konterpart Amerika atau Eropa.
Sukses ekonomi Jepang menyebabkan banyak orang
menduga bila Keiretsu adalah sistem
ekonomi sosio-politik yang ideal. Masyarakat Jepang diatur oeh pengelompokan
dari kepentingan yang sama dalam bisnis, birokrasi pemerintahan, partai politik
dan bahkan universitas. Politik, masyarakat dan bisnis berkait secara kuat
karena kepercayaan fundamental orang Jepang.
Keiretsu
Jepang diatur dari keanggotaan yang sangat kecil sampai yang besar, terkenal,
jaringan kerjasama teratur secara horizontal yang meliputi hampir 200
perusahaan yang terbesar dan terkenal seperti Mitsui, Sumitomodan kelompok
Mithsubhisi. Untuk membatasi Cartels
yang paling penting di Jepang, kita harus melintasi tapal batas dari bisnis dan
ekonomi dan ke dalam kerajaan pemerintah. Di Jepang, politik dan bisnis
tercampur bersama-sama dengan yang kacau balau. Kepentingan ekonomi dicampurkan
dengan kepentingan kepemimpinan dan politik.
Hubungan simbiosis ini antara bisnis dan
pemerintahan mempengaruhi setiap aspek dari sistem orang Jepang. Pemerintah
menyediakan tuntunan bagi Cartel yang
paling penting dengan membiarkan terbukanya jalur komunikasi formal dan
informal. Ini juga terkadang pemindahan personal antara pemerintah dan
industri.
II.
Isu
atau Masalah Utama dalam Studi Kasus
Masalah utama yang terdapat pada kasus “ JAPAN INC :
CARTEL DAN KEIRETSU ” yaitu bahwa Keiretsu adalah hambatan perdagangan
bebas, namun faktanya Keiretsu
merupakan bagian yang fundamental dari sifat dasar Jepang dan kapitalisme
Jepang sangat berbeda dari praktik bisnis di dunia barat. Perbedaan ini dapat
terlihat dari versi anehnnya kapitalisme Jepang yaitu dengan menggabungkan
tradisi dan kebiasaan daripada hal-hal yang resmi misalnya seperti direktorat. Namun
demikian keiretsu dapat menghantar
Jepang pada kesusksesan ekonomi, sehingga banyak orang yang menduga bahwa keiretsu adalah sistem ekonomi sosio-politik
yang ideal.
III.
Analisis
Dari masalah utama yang timbul maka dapat dikatakan bahwa keiretsu merupakan
sifat dasar dari Jepang. Perbedaan individu antara orang Jepang dengan dunia
barat dalam dunia bisnis, dilihat dari tradisi dan kebudayaan serta bagaimana
sikap bangsa Jepang menerima kritikan dari dunia barat. Dimana, dengan adanya
tradisi dan kebudayaan maka akan membawa perbedaan-perbedaan utama dalam nilai,
etika kerja dan norma-norma perilaku (Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 133). Sikap
adalah determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian
dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negative atas keadaan
mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek-objek dan keadaan (Gibson, Ivancevich dan Donnelly,
144).
Bangsa Jepang yang selalu tunduk pada
tradisi dan kebudayaan,membentuk karakter bangsa Jepang yang sangat kuat dan
fundamental melekat pada setiap orang Jepang. Rasa nasionalisme yang tinggi,
tekad dan keinginan yang tidak pernah menyerah dan mememntingkan kerjasama
untuk kepentingan negaranya dan kemajuan individu bangsa Jepang dalam kelompok
dunia usaha/bisnis. Sehingga dengan karakter bangsa yang terbentuk tersebut
dapat menyebabkan dasar kekuatan ekonomi, kebudayaan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara Jepang.
Dari segi sikap bangsa Jepang
memberlakukan peraturan dan undang-undang pemerintah Jepang yang berlaku adil
bagi semua pihak yang berkepentingan. Negara menjamin hak dan kewajiban
individu maupun kelompok minoritas dan mayoritas dalam kegiatan berbangsa dan
bernegara. Sektor-sektor yang berkepentingan melakukan peran yang berbeda
tetapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi. Negara
bersaing dalam rangka memwujudkan lingkungan yang paling produktif untuk
bisnis.
Sehingga
dapat kami simpulkan bahwa bangsa Jepang menerima perbedaan pada dunia bisnis
dengan dunia barat. Perbedaan ini justru membuat bangsa Jepang dapat
membuktikan bahwa apa yang dipertahankan yaitu tradisi dan kebudayaan dapat
menjadi suatu keunggulan, walaupun ada yang memandang sebelah mata yaitu
menggangap bahwa “keiretsu” merupakan
penghalang perdagangan bebas. Tradisi dan kebudayaan bangsa Jepang tidak dapat diubah, namun dapat
disesuaikan dengan tradisi dan kebudayaan (yang merupakan gambaran dari jati
diri bangsa Jepang). Terlihat secara teoritis bangsa Jepang juga menggunakan
paham kapitalisme namun lebih menggabungkan dari tradisi dan kebudayaaan
daripada hal yang resmi. Sehingga yang terjadi pada bangsa Jepang meraih sukses
ekonominya dan banyak orang yang menduga bahwa keiretsu adalah system ekonomi sosio-politik yang ideal.
IV.
Rekomendasi
·
Perubahan serta kerjasama internasional dengan
negara-negara di dunia ini sangat terbuka, namun jangan sampai kita mengubah
karakteristik dan kebudayaan kebangsaan dan nasionalisme suatu negara. Harus
disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki, sehingga perubahan dan
kerjasama tersebut dapat memberikan hasil yang baik bagi suatu bangsa dan
negara.
·
Adanya keadilan dalam dunia bisnis
antara perusahaan dari yang kecil sampai yang besar seperti yang dilakukan oleh
bangsa Jepang .
·
Harus dapat memilih-milih
kebijakan-kebijakan yang akan diambil, jangan semata-mata karena kebijakan yang
diambil telah sukses di negara lain, maka akan sukses di suatu negara lainnya yang
memiliki tradisi, kebudayaan, latarbelakang dan indivivu yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar